BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Pengertian
Teori
Teori adalah sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang
menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta
yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.
Teori
Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena
mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun
suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan
dalam menentukan model praktek keperawatan.
B.
Konsep
Utama Teori Virginia Henderson
Konsep Utama dalam
Teori Virginia Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan
lingkungan.
1. Manusia
Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan
bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta
bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia
terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat
belas kebutuhan dikategorikan menjadi empat komponen penting yaitu sebagai
berikut ;
a. Komponen Biologis, terdiri dari :
1)
Bernafas secara
normal.
2)
Makan dan minum
dengan cukup.
3)
Membuang kotoran
tubuh.
4)
Bergerak dan menjaga
posisi yang diinginkan.
5)
Tidur dan istirahat.
6)
Memilih pakaian yang
sesuai.
7)
Menjaga suhu tubuh
tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan mengubah lingkungan.
8)
Menjaga tubuh tetap
bersih dan terawatt serta melindungi integumen.
9)
Menghindari bahaya
lingkungan yang bisa melukai.
b. Komponen Psikologis, terdiri dari :
1)
Berkomunikasi dengan
orang lain dalam mengungkapkan emosi, kebutuhan, rasa takut, atau pendapat.
2)
Belajar mengetahui
atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada perkembangan normal dan
kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang tersedia.
c. Komponen Spiritual, terdiri :
Beribadah sesuai
dengan keyakinan
d. Komponen Sosiologis, terdiri :
Bekerja dengan tata cara yang ada mengandung unsur prestasi.
Henderson juga mengatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak
dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya antara klien
dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit).
2. Keperawatan
Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai
fungsi mandiri didalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan dasar
manusai. Untuk menjalankan fungsinya, perawat harus memiliki pengetahuan
biologis maupun sosial.
3. Lingkungan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan aspek
lingkungan :
a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun
kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
b. Perawat mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.
c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
d. Dokter menngunakan hasil observasi daqn penilaian perawat sebagai
dasar dalam memberikan resep.
e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui
saran-saran tentang konstruksi bangunan dan pemeliharaan.
f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktek keagamaan
untuk memperkitakan adanya bahaya.
4. Kesehatan
Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat
berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada
mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat dibutuhkan kemandirian dan
saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila
memiliki kekuatan, kehendak serta pengetahuan yang cukup.
C.
Model
Konsep Teori Virgiana Henderson
Teori Keperawatan Virginia Henderson (Harmer dan
Henderson, 1995) mencakup seluruh kebutuhan dasar seorang manusia. Henderson
(1964) mendefinisikan keperawatan sebagai : “Membantu individu yang sakit dan
yang sehat dalam melaksanakan aktivitas yang memiliki kontribusi terhadap
kesehatan dan penyembuhannya,dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya
tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang
dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara membantu mendapatkan kembali
kemandiriannya secepat mungkin”.
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh
Virginia Henderson adalah model konsep aktivitas sehari-hari dengan memberikan
gambaran tugas perawat yaitu mengkaji individu baik yang sakit maupun sehat
dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan serta agar meninggal
dengan damai. Pemahaman konsep tersebut dengan didasari kepada keyakinan dan
nilai yang dimilikinya diantaranya: pertama,
manusia akan mengalami perkembangan mulai dari pertumbuhan dan perkembangan
dalam rentang kehidupan; kedua, dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan sejak
lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh,
lingkungan,dan kesehatan; ketiga, dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya “terhambat dalam
melakukan aktivitas”, ”belum dapat melaksanakan aktivitas”, dan “tidak dapat
melakukan aktivitas”.
D.
Hubungan
antara perawat dan pasien
Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara
perawat dan klien. Menurut Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat
dengan klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat
bergantung hingga hubungan sangat mandiri :
1)
Perawat
sebagai pengganti (substitute) bagi pasien
Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pannganti
(substitute) didalam memenuhi
kekurangan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien yang
berkurang. Disini perawat berfungsi untuk melengkapi.
2)
Perawat
sebagai penolong (helper) bagi pasien
Setelah kondisi gawat berlalu dan pasien berada pada fase
pemulihan, perawat berperan sebagai penolong (helper) untuk menolong atau membantu pasien untuk mendapatkan
kembali kemandiriannya. Kemandirian ini bersifat relative, sebab tidak ada
satupun manusia yang tidak bergantung kepada orang lain. Meskipun demikian,
perawat berusaha keras saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.
3)
Perawat
sebagai mitra (partner) bagi pasien
Sebagai mitra (partner),
perawat dan pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien. Meski
diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Hanya saja, kebuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi
patologis dan faktor lainnya seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status
sosial atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.
Kaitannya dengan dengan hubungan perawat dengan dokter, Henderson
berpendapat bahwa perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.
Henderson sendiri mempertanyakan filosofi yang memperbolehkan dokter memberi
perintah kepada perawat tau tenaga kesehatan lainnya. Tugas perawat adalah
membantu pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada tenaga
dokter. Rencana perawatan yang dirumuskan oleh perawat dan pasien harus
dijalankan sedemikian rupa sehinnga dapat memenuhi rencana pengobatan yang
ditentukan oleh dokter.
E.
Teori
Proses Keperawatan Virginia Henderson
Henderson menyebut karyanya sebagai
suatu definisi , bukan teori karena waktu itu teori tidak sedang digemari.
Definisi ilmu perawatan Henderson karena berkaitan dengan praktik perawatan
menunjukkan bahwa perawat yang melihat tugas utama sebagai pemberi langsung
perawatan pada pasien akan menemukan manfaat segera pada kemajuan pasien dari
kondisi bergantung menjadi mandiri. perawat dapat membantu pasien beralih dari
suatu kondisi bergantung (Independen) dengan menilai, merencanakan, menjalankan
dan mengevaluasi setiap 14 komponen penanganan perawatan mendasar. Pendekatan
Henderson bagi perawatan pasien sangat berhati-hati dan pengambilan keputusan
(decision making). Meski ia tidak menjelaskan secara spesifik langkah-langkah
dalam proses perawatan, seseorang dapat melihat bagaimana konsep tersebut saling
berhubungan. Henderson meyakini proses perawatan merupakan proses
problem-solving dan tidak hanya khusus masalah keperawatan.
1. Tahap Penilaian
Pada
tahap, penilaian (assessmet phase) perawat menilai pasien dalam semua 14
komponen perawatan mendasar. Setelah komponen pertama sekali dinilai, dalam
mengumpul data, perawat menggunakan observasi, indera penciuman, perasaan, dan
pendengaran. Untuk meyelesaikan tahap penilaian ini perawat harus menganalisa
data yang telah dia kumpulkan. Hal ini memerlukan pengetahuan tentang apa
kondisi normalnya dan kondisi sakit.
2. Tahap Perencanaan
Menurut
Henderson tahap perencanaan (Planning Phase) melibatkan pembuatan rencana
sesuai dengan kebutuhan individu, memperbaharui rencana tersebut bila
diperlukan berdasarkan adanya perubahan-perubahan, menggunkan rencana tersebut
sebagai arsip dan memastikan kesesuaiannya dengan rencana penyusunan resep oleh
dokter. Rencana yang baik dalam pandangannya mengintegrasikan semua hasil
pekerjaan yang ada dalam tim kesehatan.
3. Tahap Implementasi
Pada
tahap Implementasi (Implementation Phase), perawat membantu pasien menjalankan
kegiatan-kegiatan untuk mempertahankan kesehatan, memulihkan dari suatu
penyakit, atau membantu kematian yang damai.
4. Tahap Intervensi
Intervensi
sifatnya individual, tergantung pada prinsip-prinsip fisiologis, usia, latar
belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kekuatan intelektual serta fisik.
5. Tahap evaluasi
Henderson
akan mengevaluasi pasien sesuai dengan tingkatan dimana pasien beraktifitas
secara mandiri. Bagaimanapun, balita tidak bisa mandiri, demikan pula
orang-orang yang tak sadar. Dalam beberapa tahap penyakit, kita harus menerima
keinginan pasien untuk bergantung dengan orang lain.
F.
Tujuan
Keperawatan
Dari penjelasan tujuan keperawatan yang dikemukakan
oleh Henderson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
pelayanan kesehatan dan membentu klien untuk mendapatkankembali kemandiriannya
secepat mungkin. Diman pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai
komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas
kebutuhan dasar. Menurut handerson peran perawat menyempurnakan dan membantu
mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam
memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien. Faktor menurunnya kekuatan,
kemauan dan pengetahuan adalah penyebab kesulitan pasien dalam memperoleh
kemandirian. Untuk itu diperlukan fokus intevensi yaitu mengurangi penyebab
dimana pola intervensinya adalah mengembalikan, menyempurnakan, melengkapi, menambah,
menguatkan kekuatan, kemauan, dari pengetahuan.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Teori
adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata.
2.
Teori
Keperawatan adalah usaha menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan.
3.
Konsep
Utama dalam Teori Virginia Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan,
dan lingkungan.
4. Henderson (1964) mendefinisikan keperawatan sebagai
: “Membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan aktivitas
yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya,dimana individu
tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila ia memiliki kekuatan,
kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan. Dan hal ini dilakukan dengan cara
membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin”.
5.
Menurut
Henderson (dalam asmadi, 2008), hubungan perawat dengan klien terbagi dalam
tiga tingkatan, mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat
mandiri.
6.
Definisi ilmu perawatan Henderson karena berkaitan dengan
praktik perawatan menunjukkan bahwa perawat yang melihat tugas utama sebagai
pemberi langsung perawatan pada pasien akan menemukan manfaat segera pada
kemajuan pasien dari kondisi bergantung menjadi mandiri. perawat dapat membantu
pasien beralih dari suatu kondisi bergantung (Independen) dengan menilai,
merencanakan, menjalankan dan mengevaluasi setiap 14 komponen penanganan
perawatan mendasar.
B. Saran
Disarankan
agar para pembaca lebih bisa memahami dan mengimplementasikan tentang teori keperawatan baik dalam
kesehatan maupun yang lainnya. Karena teori keperawatan pada dasarnya adalah
hal yang sangat penting bagi pelayanan terhadap klien. Tanpa teori dan
prakteknya kita tidak bisa sempurna dalam melayani klien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar