welcome

Selamat Datang Di Blog Tentang Kesehatan dan Selamat Membaca, Difahami dengan Baik

Senin, 27 Oktober 2014

Komunikasi Terapiutik


1.                  Kesadaran Diri
Kesadaran diri merupakan salah satu prasyarat sebelum perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien. Untuk dapat meningkatkan kesadaran dirinya, perawat perlu menjawab pertanyaan “siapa saya ?” perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi, perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi pelayanan. Kesdaran diri akan membuat perawat menerima perbedaan dan keinikan klien.

Ada dua konsep (teori) relevan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran diri yaitu johari window dan iceberg model of human personality.

johari window (Stuart dan sundeen, 1987, halama 98) menggambarkan perilaku, pikiran, perasaan seseorang melalui skema berikut :

1
Diketahui oleh diri sendiri dan orang lain
2
Hanya diketahui orang lain
3
Hanya diketahui diri sendiri
4
Tidak diketahui oleh siapapun

1.                  Kuadran 1 adalah kuadran yang terdiri dari perilaku dan perasaan yang diketahui oleh individu dan
orang lain disekitarnya.
2.                  Kuadran 2 sering disebut kudran buta karena hanya diketahui oleh orang lain.
3.                  Kuadran 3 disebut kuadran rahasia karena hanya diketahui oleh individu sendiri.

Ada 3 prinsip yang dapat diambil dari johari window yaitu :
1.                  Perubahan satu kuadran dapan mempengaruhi kuadran yang lain.
2.                  Jika kudran 1 yang paling kecil, berarti komunikasinya buruk atau kesadaran dirinya kurang (perilaku dan perasaan rendah)
3.                  Kuadran 1 paling besar pada individu yang mempunyai kesadaran diri yang tinggi.

Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu :
1.                  mempelajari diri sendiri (self evaluation). Proses eksplorasi diri sendiri, tentang pikiran, perasaan, perilaku, termasuk pengalaman yang menyenangkan dalam hubungan interpersonal.
2.                  Belajar dari orang lain. Ketersediaan dan keterbukaan yang menerima umpan balik orang lain akan meningkatkan pengetahuan tentang diri sendiri.
3.                  Membuka diri. keterbukaan merupakan salah satu kriteria kepribadian yang sehat.

Iceberg model of human personality
Model ini menekankan adanya “sifat berlawanan” dalam kepribadian seseorang, (Geldard, D., 1998). Dengan memahami model ini perawat bisa menerima adanya “the hidden part of me” dari dirinya maupun klien. Sehingga akan memudahkan perawat dalam mengubah perilakunya ke arah yang lebih baik. Kesadaran ini sangat penting karena bagai mana anda memandang diri anda dan bagaimana orang lain memandang diri anda akan mempengaruhi interaksi anda secara keseluruhan (Rahmad, J., 1996)

4.                  Klasifikasi Nilai
Apa dan bagaimana nilai-nilai yang dianut sesorang akan mempengaruhi dirinya pada saan berinteraksi dengan orang lain. Demikian juga saat perawat berinteraksi dengan klien. Perawat harus mampu mengidentifikasi nilai, konflik, ketidak puasan, keyakinan dan rasa tidak aman yang dapat merugikan klien. Setelah mampu mengidentifikasi, perawat harus mampu mengklarifikasi dan mengatasi masalahnya, perawat juga akan mampu menyadari kekurangannya.
Dengan menyadari sistem nilai yang dimiliknya seperti nilai budaya, nilai keluarga dan agama yang dianutnya, perawat akan siap mengidentifikasi suatu yang bertentangan dengan sistem nilai yang dimiliki. (Tylor et al. 1997). Sehingga pada saat berinteraksi dengan klien, perawat tidak perlu bersitegang dengan klien tentang perbedaan pendapat yang terjadi. Akan tetapi perawat harus menghargai pendapat klien dan keluarga sambil mencoba membari penjelasan secara perlahan.

5.                  Eksplorasi Perasaan
Eksplorasi Perasaan adalah menggali perasaan – perasaan yang muncul sebelum dan sesudah berinteraksi dengan orang lain. perawat terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya secara terapeutik. jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu : bagaimana meresponnya pada klien dan bagaimana penanpilannya pada klien. bagaimana perasaan perawat terhadap proses interaksi berpengaruh terhadap respond an penampilannya, yang pada  akirnya akan berpengaruh terhadap perasaan klien (stuart, G.W., 1998)

6.                  kemampuan menjadi model
perawat yang bisa menjadi model adalah perawat yang dapat memenuhi dan memuaskan kehidupan pribadinya serta tidak didominasi oleh konflik, disstres atau pengingkaran (stuart, G.W., 1998) perawat senantiasa memperlihatkan perkembangan serta adaptasi yang seehat. perawat harus bertanggung jawab terhadap perilakunya, sadar akan kelemahan dan kekurangannya. perawat harus mampu memisahkan hubungan profesianal dan kehidupan pribadi.

7.                  Panggilan Jiwa (altruism)
adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain. perawat harus menjawab pertanyaan “ mengapa saya ingin menolong orang lain?”. seorang penolong yang efektif (efektif helper) adalah yang tertarik untuk merawat orang lain dengan penuh cinta atas dasar kemanusiaan dan memperhatikan kesejahteraan orang lain.

8.                  etika dan tanggung jawab
etika keperawatan mencangkup prinsip hubungan antara perawat dengan klien dan tanggung jawab pelayanan. tanggung jawab perawat dapat dilihat dari bagaimana proses pengambilan keputusan yang harus bisa dipertanggung jawabkan secara profesi, tanggung gugat, teguh dengan komitmen dan menyadari segala resiko.
perawat bisa menunjukan rasa tanggung jawabnya dalam berkomunikasi dengan cara minta maaf pada klien ketika ada sikap atau perilaku yang menyinggung perasaan klien. untuk mengatasi kelemahannya, perawat harus melakukan analisa diri sebelum berinteraksi dengan klien. selain itu, dalam berinteraksi dengan klien, perawat harus menjunjung tinggi kode etik keperawatan dan etika yang dibenarkan dalam sebuah hubungan terapeutik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar