welcome

Selamat Datang Di Blog Tentang Kesehatan dan Selamat Membaca, Difahami dengan Baik

Sabtu, 18 Oktober 2014

TUBERCULOSIS



TUBERCULOSIS

1.1         Pengertian Tuberkolosis
Tuberculosis  merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikrobakterium tuberkulosis yang menyerang paru. (Gary F. 2010)
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002)

1.2         Kuman Tuberkulosis
Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh sebab itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TB capat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab. Dala jaringan tubuh kuman ini dapat dormant (tertidur), tertidur lama selama beberapa tahun.

1.3         Cara Penularan
Ditularkan melalui percikan ludah saat batuk, bersin maupun bicara. Penggunaan barang-brang pribadi yang memungkinkan kontak langsung dengan cairan tubuh, misal sendok.(Gary. F. 2010).
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan
di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat teringfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau menyebar langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positifnya hasil pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan daha negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Kemungkinan seorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dal udara dan lamanya menghirup udara terseut.

1.4  Riwayat Terjadinya Tubekulosis
1.4.1        Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi seirang terpapar pertamakali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahana muskoslier bronkus, dan terus berjalan sehingga sampai dialveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan diparu. Saluran limfe akan membawa kuman TB ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.
Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif. Kelanjutan setelah infeksi primer tergantu dari banyaknya kuman yang masuk dan besarnya respon daya tahan tubuh (imunitas seluler). Pada umumnya reaksi daya tahan tubuh tersebut dapat menghentikan perkembangan kuman TB. Meskipun demikian, ada beberapa kuman akan menetap sebagai kuman peesister atau dormant (tidur. Kadang-kadang daya tahan tubuh tidak mampu menghentikan perkembangan kuman akibatnya dlam beberapa bulan, yang bersangkutan aka menjadi penderita TB. Masa inkubasi, yaitu waktu yang diperlukan mulai terinfeksi sampai menjadi sakit, diperkirakan sekitar 6 bulan.
1.4.2        Tuberkulosis Pasca Primer (Post Primary TB)
Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi primer, misalnya kerena daya tahan tubuh menurun akibat HIV atau status gizi yang buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kvitas atau efusi pleura.


1.5         Komplikasi Pada Penderita Tuberkulosis
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut :
1)        Hemoptitis berat (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas.
2)        Kolaps dari lobis akibat retraksi bronkial
3)        Bronkiectasis dan fibrosis pada paru
4)        Pneumothorak spontan : kolaps spontan karena kerusakan jaringan paru.
5)        Penyebaran infrksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
6)        Insufisiensi Kardio Pulmoner (cardio Pulmonary Insufficiency)
Penderita yang mengalami komplikasi berat perlu dirawat dirumah sakit. Penderita TB paru dengan kerusakan jaringan luas yang telah sembuh (BTA Negatif) masih bisa mengalami batuk darah. Keadaan ini seringkali dikelirukan dengan kasus kambuh,. Pada kasus ini, pengobatan dengan OAT tidak diperlukan, tapi cukup deberikan pengobatan simtomatik. Bila perdarahan berat, penderita harus dirujuk ke uni spesialistik.

1.6         Gajala-Gejala Tuberkolosis
1.6.1        Gajala umum
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 (tiga) minggu atau lebih.
1.6.2        Gejala lain, yang sering dijumpai :
1)   Dahak baercampur darah
2)   Batuk darah
3)   Sesak nafas dan rasa nyeri dada
4)   Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan turun, rasa kurang enak badan (melaise), berkeringat malam ealaupun tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan.
Gejala-gajala tersebut diatas dijumpai pula pada penyakit paru selain tuberkulosis. Oleh sebab itu setiap orang yang datang ke UPK dengan gejala tersebut diatas, harus dianggap sebagai seorang “suspek tuberkulosis” atau tersangka penderita TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung.

1.7  Klasifikasi Penyakit Tuberkulosis
1.7.1        Tuberkulosis Paru
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura (selaput paru). Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB paru dibagi dalam :
1)        Tuberkulosis Paru BTA Positif
(1)   Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen daha sps hasilnya BTA positif.
(2)   1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA postif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
2)        Tuberkulosis Paru BTA Negatif
Pemeriksaan 3 spesimen daha SPS hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif.
TB Paru BTA Negatif Rongen Positif dibagi berdasarkan tingkatkeparahan penyakitnya, yaitu bentuk berat dan ringan. Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas (misalnya proses “far advanced” atau millier”,  dan keadaan umum penderita buruk.
1.7.2        Tuberkulosis Ekstra Paru
Tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain. TB ekstra-paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan penyakitnya, yaitu :
1)        TB ekstra paru ringan
Misalnya : TB kelenjar getah bening, pleuritis eksudat unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi, dan kelenjar adrenal.
2)        TB ekstra paru berat
3)        Misalnya ; miningitis, illier, peritonitis, pleuritis eksudativea dulpex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin.


1.8         Tipe Penderita Tuberkulosis
Tipe penderita ditentukan berdasarkan riwayat pengobtan sebelumnya. Ada beberapa tipe penderita yaitu :
1)        Kasus Baru
Adalah penderita yang belu pernah diobato denga OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis harian)
2)        Kambuh (relaps)
Adalah penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil pemeriksaan daha BTA posistif.
3)        Pindahan (transfe in)
Adalah penderita yang sedang mendapat pengobatan di suatu kebupaten lain dan kemudian pindah berobat ke kabupaten ini. Penderita pindahan tersebut harus membawa sura rujukan/pindah.
4)        Kasus Berobat Setelah Lalai (pengobatan setelah default/drop-out)
Adalah penderita yang sudah berobat paling kurang 1 bulan, den berhenti 2 bulan atau lebih, kemudian datang kembali berobat. Umumnya penderita tersebut kembali dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
5)        Lain-Lain
Gagal : adalah penderita BTA postif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhir bulan ke 5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau lebih. Adalh juga penderita dengan hasil BTA negatif Rontgen positif menjadi BTA positif akhir bulan ke 2 pengobatan.

1.9         Cara Mencegah Tuberculosis
Menurut Oea Khairsyaf (2009) pencegahan TB dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
1)      Jaga pola hidup sehat
2)      Penuhi kebutuhan nutrisi dengan baik
3)      Tidak merokok
4)      Hindari minum-minuman beralkohol
5)      Olahlara teratur
6)      Jaga ventilasi udara tetap baik
7)      Jika sudah terkena TBC, maka pakailah masker agar orang lain tidak tertular

1.10     Penatalaksanaan Tuberkulosis
1.10.1    Pada orang yang belum pernah menderita :
1)      Kenali gejalanya
2)      Periksa ke instansi kesehatan
3)      Lakukan pemeriksaan Laboratorium penunjang
4)      Berikan OAT (Obat Anti Tuberkulosis) selama 6 bulan
5)      Penuhi kebutuhan nutrisi dengan baik
1.10.2    Pada orang yang sudah mengalami :
1)      Pemberian obat OAT yang adekuat
2)      Lakukan pemeriksaan laboratorium lanjutan
3)      Perbaikan nutrisi

1.11          Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Paduan obat yang digunakan terdiri dari paduan obat utama dan tambahan. Obat yang dipakai:
1.11.1    Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah :
1)      Rifampisin
2)      INH
3)      Pirazinamid
4)      Streptomisin
5)      Etambutol
1.11.2    Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination)
Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari :
1)   Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu : rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol 275 mg dan
2)   Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu : rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400 mg
1.11.3    Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
1)      Kanamisin
2)      Kuinolon
3)      Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid, amoksilin + asam klavulanat
4)      Derivat rifampisin dan INH








DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. PEDOMAN NASIONAL PENANGGULANGAN TUBERKOLOSIS. Jakarta
Gary. F. 2010. Gangguan Pernafasan. Jakarta : EGC
Oea Khairsyaf. 2009. Penatalaksanaan Penderita Tuberculosis. Bandung : Rosda Karya
Yuanita, Faradiba. 2012. Diagnosa dan Penatalaksanaan TB Paru. Bandung : Remaja Rosda Karya

1 komentar:

  1. Lucky Club Casino site (2021) | Odds & Reviews
    Lucky Club is a gambling operator that is owned and operated by the Eastern Band of Chula Vista and is part of luckyclub the Northern California Native Gaming Corporation.

    BalasHapus